Showing posts with label my daily bread story. Show all posts
Showing posts with label my daily bread story. Show all posts

10 May 2012

Aku


Aku adalah sepasang stileto pink yang lincah tinggalkan jejak di sudut-sudut kota Jakarta.

Aku sepotong kue pelangi bertabur coklat dan secangkir kopi late panas saat senja dingin Perth di Claremont.

Aku segemerincing logam-logam emas berkilauan yang bergelayut indah di pinggul penari Timur Tengah.

Aku adalah embun dan bunga-bunga gladiol putih kesayangan yang berlomba bermekaran di taman bunga ibu.

Aku hembusan angin dingin Wamena yang terperangkap dalam pesawat kargo menuju Jayapura.

Aku adalah pagi cerah di Napples, siang benderang di Tibet, dan malam hangat di Viena.

Aku adalah anggur Woodbridge di Albion yang memabukkan dan memberikan letupan-letupan kecil saat makan malam romantis di Sabtu pertama.

Aku dentingan lembut piano yang terus mengalun menghantar kau tertidur lelap.

Aku berkilau seperti hiasan natal yang terpantul cahaya bulan di Starwood pada pertengahan Desember.

Aku gadis yang terus memandang takjub setiap karya seni yang terpampang indah di museum Guggenheim Spanyol.

Aku si periang yang selalu bersemangat dan gembira menghadang keajaiban-keajaiban kecil dalam hidup.

Aku sebahagia sinar matahari pagi yang berjalan menuruni perbukitan Pulau Rote.

Aku tertawa lepas seperti anak perempuan kecil terbahak-bahak di lantai dengan giginya yang ompong dan dua ikat kucir kuda.

Aku adalah kencan yang mudah bahagia dengan menghabiskan malam memandangi bintang diselingi lelucon-lelucon picisan.

Aku adalah pesan-pesan singkat lucu yang tak pernah berhenti muncul di telepon genggammu.

Aku adalah aku, sang petualang yang suka bertanya, centil, dan sedikit bengal.

Aku penikmat yang tak pernah bosan memandang hijau tosca air laut, mengikuti riak-riak ombak menggoncang perahu kecil yang mengarungi samudra. Aku senang bertelanjang kaki menyusuri pulau Gili Air di Lombok, menyesap jus apel yang asam setelah snorkeling bersama ikan anemon dan kura-kura pembawa keberuntungan.

Aku sekuat jembatan Santiago Callatrava yang tetap tegak saat menghadapi badai.

Aku adalah aliran air yang tak pernah berhenti mencari jawaban.

Aku adalah sebuah karunia dan jawaban. (*Sari Estikarini)

16 February 2012

Jazzy night

being alone at my room
dancing in the dark
listening to the voice of angel from radio
enjoying fresh and sweet summer scent of a scented candle

I really cannot ask for more

15 December 2009

auzi & stephan's wedding

mc ladies


the muffins' reunited

nothing like a saturday night spending time with my ladies

20 November 2009

Jenuh

Hujan dini hari
Hantar semilir angin bersapu kemarau

Di balik selimut
Ku titi jalinan-jalinan benang tak bersahabat

Malam itu
Panjatkan doa tak redakan resah

Pacu aku terdiam...

28 March 2009

my cup of coffee

Same ingredients, plus some small ice cubes and whipped cream; In a pint glass or iced tea glass, add vanilla syrup and fill about 3/5 of the way with cold milk. Add ice almost to the top and pour espresso over the top. Drizzle the top with caramel and enjoy iced caramel macchiato!

---from a corner of Starbucks Oakwood.150309---

Having a cup of iced caramel macchiato, my favorite one at the corner of Starbucks Oakwood on a relaxed Sunday afternoon reminds me about my life. Yes, some people say that life is like a bowl of soup and some others call it as a box of chocolates. I prefer to analogize it with a cup of coffee.

Perhaps it is related with my hobby enjoying each taste containing in it. Sometimes it can be bitter or sweet, often both at once. An experience to sip coffee is almost similar with an experience to enjoy life.

In my life, I act as the chef; decide the ingredient should be blended to create the coffee’s taste. I have to play in. I find a challenge to get the taste which I want to sip.

If I’m bored and want to have different sensation, I just change a bit of ingredient. Or I leave my macchiato for a while and choose my other favorite coffee, Ulee Kareng from Aceh. It can be whatever I make it.

In my quest for perfect cup I often should do my best or hardest effort, doing trial and error, passing highway & byway. And when I find it…it hits me. It doesn’t only give me a very delicious taste but also soul satisfaction. And the most important the search itself is a part of the priceless experience. It’s not so much the destination, but the journey that counts. And what I find along the way.

Now I’m not sipping the sweet one, maybe a bitter one. Whatever it is, I should enjoy it. That’s life…

I believe as much bitter my coffee’s taste, there is always a way to make it better. In my way, I try to share my coffee with my closest friends and beloved family. It really means to me coz when I’m sipping the bitter coffee I feel being cheered up. And when I’m sipping the sweeter one, other people also have a chance to taste it. And life is also about sharing…

And I feel so lucky having time allocated specially with my best friend Myra every Sunday afternoon to enjoy and share our coffee. We name it our “sex & the city show”. Actually it’s not just a regular coffee time. For us it becomes a moment for sharing and encouraging each other to enjoy life. We agree to have no any other appointments with other people at that time, even appointment with our loved one.

On Sunday afternoon I feel more relaxed to contemplate what ingredient could make it smoother, more inviting, more tasty, more invigorating and give me the jolt that maybe I need to take that next step up in my life.

Perhaps most other people's life is more successful, interesting, happier, and wealthier. But I attempt to focus enjoying my coffee, even though the neighbor’s grass is greener. Yes, I have to remember that life is like a cup of coffee. We don’t know the content of the cup till we taste it. In spite of feeling envy with others’ life, it’s better for me to be grateful and think what ingredient to make my coffee more delicious.

I’m smiling…There is a cup of coffee, there is a good friend who is always loyal for sharing hot topics. What else?

Maybe I just need another cup of coffee……..as I’m a life addicted.

I soon spend my remained coffee which is bitter, come to the counter and order one more iced caramel macchiato. “Much vanilla syrup and caramel okay? The sweet one please?” I ask to the bartender... And now I'm ready to taste my next sweet coffee...

Enjoy your coffee dear friends! Sip unforgetable taste!

"I wanted to be in charge of my own destiny. I'm always wondering what I'll do next. Enough is never enough.” (Howard Schultz - The Founder of Starbucks)

PS: This is not a kind of implicit promotion of Starbucks. I’m not a Public Relations working for Starbucks:) But I’m inspired of Howard Schultz who is not only success in selling but also creating the experience to enjoy coffee become a wonderful experience as my experience to enjoy life.

28 February 2009

Titik Ini

Aku senantiasa ingin berdiri di sini
Di titik ini
Tak ingin bergeser
Meski sejengkal

Aku mau hanyut
Nikmati titikku
Libatkan indraku

Titik ini
Tempatku menapak
Di atas telapak kakimu
Tempatku melihat telaga mata coklatmu
Tempatku mendengar lantunan lagu Frank Sinatra dari bibirmu
Tempatku membau helaian rambutmu
Tempatku merasa nikmat kopi buatanmu
Tempatku menyentuh manja bahumu
Tempatku menari lincah dalam dekapanmu
Tempatku bergoyang ikuti irama tabuhan drummu

Berdiri di titik ini
Buatku bias

17 February 2009

my sweet valentine


No flower
No chocolate
No perfect candle light dinner
And no other splendored things in hand

There is only a strong wish
Of two lovely hearts
To share cherish and love

Across the culture
Crossways the belief
Beyond the distance

In this very special day
My sweet valentine

01 December 2008

a little star



If I were the sun,
you would need a sun screen to handle my lights:)
I thought I would prefer to be a little star in the night.

Would you be my moon?

23 November 2008

late nite escape






I felt so tired because of hectic working days. Fortunatelly, they (my 3 bodyguards) invited me for dinner and drinks at Segara. We had fun chat until 1 am. Thank you guys. It was such a wonderful night!

02 November 2008

Media Tanggap Bencana

Phiewww akhirnya sampai juga di Jakarta. Setelah berhari-hari menghabiskan waktu bersama teman-teman wartawan dari berbagai media di seluruh Indonesia untuk mengikuti training Media Tanggap Bencana di Camp Batutapak Sukabumi, akhirnya bisa juga pulang ke rumah. homesick...I really miss my home and bedroom, juga Vito my little nephew yang suka manggil aku “Tante Kula-Kula,” dengan suara cadelnya.

Capek memang, tapi happy. Selain nambah teman, segudang pengalaman, ilmu, humor-humor baru, stress dan pikiran-pikiran nggak penting yang biasanya bikin penat kepala jadi hilang.

Awalnya sempet panik juga sih karena para wartawan seperti biasanya selalu memberikan konfirmasi kehadiran last minute. Dan yang paling nyebelin pagi-pagi sebelum berangkat ada satu wartawan dari salah satu surat kabar nggak ngabarin sama sekali kalau nggak jadi datang.

Untungnya semua bisa diatasi. Kebetulan, Mas Koko dari Kompas dan Fitriansah dari TVRI hari itu ikutan hadir untuk meliput acara meskipun nggak bisa nginep. Sebenarnya tujuan penyelenggaraan media team building tanggap bencana ini adalah untuk membekali para wartawan dan wadah berbagi informasi agar wartawan lebih siap meliput ketika terjadi bencana. Asia apalagi Indonesia dinilai sebagai daerah rawan bencana. World Vision Indonesia sebagai sebuah lembaga kemanusiaan yang sangat tanggap bencana dan berpengalaman terjun langsung di berbagai belahan dunia ketika terjadi bencana melihat bahwa peran media sangat penting untuk membantu kondisi pemulihan bencana.

Selama tiga hari kami jadi lebih akrab satu sama lain. Indonesia Trekking sebagai EO berhasil mengemas acara dalam permainan yang seru dan menyenangkan. Selain itu World Vision selaku penyelenggara mendatangkan nara sumber dari Global Rapid Response Team Stephen Matthews dan James East untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada para peserta.

Para peserta juga berkesempatan turun naik gunung dan masuk sungai untuk menguji ketahanan fisik. Tapi seperti biasa…aku masuk dalam kloter terakhir…huhuhu malu banget yang ngundang kok malah belakangan. Bahkan Steve manggil aku Grandma karena aku harus dituntun ketika menyeberangi sungai. Ihh nyebelin…Tapi thanks to Bang Alvin yang udah setia menemani selama perjalanan dan minjemin sepatunyaJ

Setelah melalui malam pertama dengan terjaga sepanjang malam karena tidak bisa tidur akibat kedinginan, akhirnya aku bisa melalui malam kedua dengan lebih gembira. Band XP yang biasa manggung di X2 dan Ritz, malam itu menghibur kami dengan suara merdunya.

Kami menghabiskan malam panjang itu dengan bergoyang sampai pagi. Kebetulan malam itu adalah malam terakhir. Kehadiran api unggun dan kambing guling juga membuat suasana bertambah semarak.

Sedih karena keesokan harinya kami harus pulang dan berpisah. Pengalaman selama tiga hari ini membuat kami sangat dekat satu sama lain. Belum lagi ada celetukan-celetukan kocak Topan dan Dodi yang selalu menyegarkan. Rasanya belum mau pulang, namun ada keluarga kami di rumah masing-masing yang tentunya merindukan kepulangan kami. Dan bagaimanapun juga badan kami sudah lelah dan butuh istirahat. Sampai jumpa teman-teman media, sampai jumpa Cidahu, sungguh pengalaman tak terlupakan. Will miss you so much all!