Phiewww akhirnya sampai juga di Jakarta. Setelah berhari-hari menghabiskan waktu bersama teman-teman wartawan dari berbagai media di seluruh Indonesia untuk mengikuti training Media Tanggap Bencana di Camp Batutapak Sukabumi, akhirnya bisa juga pulang ke rumah. homesick...I really miss my home and bedroom, juga Vito my little nephew yang suka manggil aku “Tante Kula-Kula,” dengan suara cadelnya.
Capek memang, tapi happy. Selain nambah teman, segudang pengalaman, ilmu, humor-humor baru, stress dan pikiran-pikiran nggak penting yang biasanya bikin penat kepala jadi hilang.
Awalnya sempet panik juga sih karena para wartawan seperti biasanya selalu memberikan konfirmasi kehadiran last minute. Dan yang paling nyebelin pagi-pagi sebelum berangkat ada satu wartawan dari salah satu surat kabar nggak ngabarin sama sekali kalau nggak jadi datang.
Untungnya semua bisa diatasi. Kebetulan, Mas Koko dari Kompas dan Fitriansah dari TVRI hari itu ikutan hadir untuk meliput acara meskipun nggak bisa nginep. Sebenarnya tujuan penyelenggaraan media team building tanggap bencana ini adalah untuk membekali para wartawan dan wadah berbagi informasi agar wartawan lebih siap meliput ketika terjadi bencana. Asia apalagi Indonesia dinilai sebagai daerah rawan bencana. World Vision Indonesia sebagai sebuah lembaga kemanusiaan yang sangat tanggap bencana dan berpengalaman terjun langsung di berbagai belahan dunia ketika terjadi bencana melihat bahwa peran media sangat penting untuk membantu kondisi pemulihan bencana.
Selama tiga hari kami jadi lebih akrab satu sama lain. Indonesia Trekking sebagai EO berhasil mengemas acara dalam permainan yang seru dan menyenangkan. Selain itu World Vision selaku penyelenggara mendatangkan nara sumber dari Global Rapid Response Team Stephen Matthews dan James East untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada para peserta.
Para peserta juga berkesempatan turun naik gunung dan masuk sungai untuk menguji ketahanan fisik. Tapi seperti biasa…aku masuk dalam kloter terakhir…huhuhu malu banget yang ngundang kok malah belakangan. Bahkan Steve manggil aku Grandma karena aku harus dituntun ketika menyeberangi sungai. Ihh nyebelin…Tapi thanks to Bang Alvin yang udah setia menemani selama perjalanan dan minjemin sepatunyaJ
Setelah melalui malam pertama dengan terjaga sepanjang malam karena tidak bisa tidur akibat kedinginan, akhirnya aku bisa melalui malam kedua dengan lebih gembira. Band XP yang biasa manggung di X2 dan Ritz, malam itu menghibur kami dengan suara merdunya.
Kami menghabiskan malam panjang itu dengan bergoyang sampai pagi. Kebetulan malam itu adalah malam terakhir. Kehadiran api unggun dan kambing guling juga membuat suasana bertambah semarak.
Sedih karena keesokan harinya kami harus pulang dan berpisah. Pengalaman selama tiga hari ini membuat kami sangat dekat satu sama lain. Belum lagi ada celetukan-celetukan kocak Topan dan Dodi yang selalu menyegarkan. Rasanya belum mau pulang, namun ada keluarga kami di rumah masing-masing yang tentunya merindukan kepulangan kami. Dan bagaimanapun juga badan kami sudah lelah dan butuh istirahat. Sampai jumpa teman-teman media, sampai jumpa Cidahu, sungguh pengalaman tak terlupakan. Will miss you so much all!
No comments:
Post a Comment